Pertemuan yang tak terduga terjadi ketika Presiden Joko Widodo bertemu langsung dengan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Momen ini sontak mengundang perhatian luas karena keduanya hadir dalam suasana yang penuh simbolik antara pemimpin bangsa dan sosok ulama yang kerap menuai kontroversi.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyambut dengan menyalami sekaligus mencium tangan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, sebelum mempersilakannya masuk. Jokowi tampak mengenakan batik lengan panjang dan peci hitam, sementara Ba’asyir hadir sederhana dengan pakaian putih khasnya.
Momen tersebut menghadirkan refleksi mendalam: mereka berdua berproses dengan waktu. Tidak ada seorang pun yang bisa memastikan apa yang akan terjadi ke depan baik atau buruk semuanya tetap menjadi misteri.
Namun satu hal yang pasti, kebencian yang kerap dibangun atas dasar ketidaksukaan seakan selalu mencoba diwariskan. Padahal, kebencian itu sendiri tidaklah abadi. Bahkan, dalam ajaran agama, Tuhan telah menegaskan bahwa segala sesuatu memiliki batasnya.
Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba’asyir ini pun menjadi simbol bahwa jarak dan perbedaan pandangan bisa dijembatani, meski tetap ada luka sejarah di belakangnya.
Pertanyaan besar yang muncul kemudian: akankah momen ini membuka babak baru rekonsiliasi, atau justru sekadar momen sesaat yang akan hilang dalam pusaran kebencian abadi?
https://x.com/Intel_Imut/status/1972643831100375456